Bioteknologi Pangan
Bioteknologi pangan adalah bioteknologi yang digunakan untuk
menghasilkan produk makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme. Beberapa contoh
produk bioteknologi di bidang pangan yaitu tapai, yoghurt, keju, tempe, kecap,
roti, dan minuman beralkohol. Penjelasan mengenai proses pembuatan produk
makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai berikut.
a. Tapai
Tapai (Gambar 7.3a) dibuat dengan memanfaatkan
mikroorganisme yang ada dalam ragi tapai. Salah satu mikroorganisme yang
berperan dalam pembuatan tapai adalah khamir Saccharomyces cerevisiae.
Perhatikan Gambar 7.3b agar kamu mengetahui bentuk khamir tersebut!
Eksperimen membuat tape singkong
Bahan
1. Air bersih 2 liter
2. 1 kg bahan yang mengandung karbohidrat (singkong, sukun,
ketan, atau bahan lain yang ada di daerahmu)
3. 1 buah dandang untuk mengukus
4. 1 buah kompor
5. 1 bungkus ragi tapai
6. Daun pisang secukupnya
7. 1 buah kotak atau
wadah tertutup
Langkah-langkah
1. Kupaslah dan bersihkan singkong atau bahan lain yang kamu
pilih.
2. Masaklah singkong atau bahan lain yang kamu pilih dengan
cara mengukus bahan sampai matang.
3. Biarkan singkong atau bahan lain yang kamu pilih hingga
dingin.
4. Amati tekstur, rasa, dan aroma singkong atau bahan yang
kamu
5. Taburkan ragi tapai sampai merata.
6. Bungkus dengan rapat bahan yang sudah ditaburi dengan
ragi dengan menggunakan daun pisang, lalu masukkan ke dalam wadah tertutup.
7. Biarkan selama 3 hari, setelah 3 hari tapai sudah matang.
8. Amati tekstur, rasa, dan aroma tapai yang telah kamu
buat. Catatlah hasil pengamatanmu pada Tabel 7.2.
9. Tanyakan kepada kelompok yang lain hasil pengamatan yang mereka lakukan. Catatlah hasil pengamatan
temanmu pada Tabel 7.2. Catatlah hasil pengamatanmu pada Tabel 7.2.
Diskusi
1. Mengapa dalam pembuatan tapai harus ditaburi dengan ragi?
Apa saja mikroorganisme yang terdapat pada ragi tapai?
2. Mengapa ragi harus
ditaburkan pada saat bahan dalam keadaan dingin?
3. Mengapa dalam pembuatan tapai harus ditutup rapat? Proses
apa yang terjadi dalam pembuatan tapai?
4. Mengapa terjadi perubahan tekstur, rasa, dan aroma pada
singkong atau bahan lain yang kamu pilih sebagai bahan pembuatan tapai setelah
diberi ragi dan diperam selama sekitar 3 hari?
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan diskusi yang telah kamu lakukan,
apa yang dapat kamu simpulkan?
Selain Saccharomyces cerevisiae, jamur Aspergillus
sp., dan bakteri Acetobacter aceti juga berperan dalam
pembuatan tapai.
Mikroorganisme yang terdapat pada ragi tapai memiliki
peranan yang sinergis, artinya mikroorganisme tersebut akan bekerja bersama
untuk mengubah bahan baku dari singkong atau beras ketan menjadi tapai.
Selama pembuatan tapai terjadi pemecahan (hidrolisis) amilum
atau pati menjadi glukosa. Proses ini dibantu oleh jamur Aspergillus sp. Proses inilah yang membuat tapai berasa
manis. Glukosa yang dihasilkan dari proses tersebut difermentasi menjadi
alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Proses ini menyebabkan
tapai memiliki aroma yang khas. Proses fermentasi yang dilakukan mikroorganisme
dalam pembuatan tapai merupakan respirasi anaerob. Artinya dalam prosesnya
tidak dibutuhkan oksigen.
Apakah ketika memakan tapai kamu merasakan rasa masam? Dari mana
rasa masam tersebut? Rasa masam pada tapai disebabkan adanya kandungan asam
cuka (asam asetat). Asam cuka dihasilkan dari proses fermentasi alkohol oleh
bakteri Acetobater aceti secara aerob (dalam keadaan terdapat oksigen).
Fermentasi ini terjadi ketika pembungkus tapai terbuka. Oleh karena itu, agar
tapai yang dihasilkan tidak terlalu masam, dalam pembuatan tapai harus ditutup
rapat.
Perhatikan Gambar 7.4!
Yoghurt merupakan makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi
susu dengan bantuan bakteri. Yoghurt kaya akan protein, kalsium, vitamin A, B,
C, E, dan vitamin K. Mengonsumsi yoghurt secara teratur memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan, di antaranya dapat meremajakan kulit, membantu proses
pencernaan, menjaga jantung tetap sehat, mencegah hipertensi, mengurangi risiko
osteoporosis, mengatasi jerawat, dan mengurangi kolesterol.
Eksperimen membuat Yoghurt
Bahan
1. 1 liter susu sapi
2. 50 gram gula
3. 50 mL minuman yang mengandung kultur bakteri asam laktat
seperti: chimory, yakult, atau biokult.
4. Kompor
5. Panci
6. Pengaduk
7. Termometer
8. Cup atau
wadah yang dilengkapi dengan tutup
9. Sarung tangan
Langkah-langkah
1. Masukkan 1 liter susu sapi ke dalam panci.
2. Tambahkan 50 gram gula pasir lalu aduk hingga merata.
3. Didihkan susu tersebut hingga suhu 90°C selama 15 menit.
Untuk mengetahui suhu susu, gunakanlah termometer. Untuk menjaga suhu tetap
berada dalam kisaran 90°C aturlah besar kecilnya nyala api kompor.
Berhati-hatilah dalam melakukan langkah ini. Gunakan sarung tangan dari kain
atau mintalah bantuan dari orang tua atau gurumu. Perlu kamu perhatikan, ketika
kamu memasukkan termometer, cukup celupkan ujung bawah termometer pada
permukaan susu, jangan sampai ujung bawah termometer menyentuh panci! Karena
termometer dapat pecah.
4. Setelah dididihkan selama 15 menit, matikan nyala kompor
lalu biarkan suhunya turun hingga 45°C. Perhatikan tekstur dan rasa susu
sebelum ditambahkan chimory, yakult, atau biokult.
5. Setelah suhu mencapai 45°C, tambahkan 50 mL chimory,
yakult, atau biokult, lalu aduk hingga merata dengan menggunakan
pengaduk yang bersih.
6. Siapkan cup atau wadah yang memiliki tutup.
7. Tuangkan susu tersebut ke dalam wadah.
8. Simpanlah susu tersebut selama 1 × 24 jam pada suhu
ruangan (21° C - 27°C).
9. Setelah 1 x 24 jam, yoghurt sudah siap untuk dikonsumsi.
Perhatikan tekstur dan rasa yoghurt yang telah kamu buat.
Diskusi
1. Mengapa dalam pembuatan yoghurt susu harus dididihkan
terlebih dahulu?
2. Amati kemasan chimory, yakult, atau biokult.
Bakteri apakah yang terdapat dalam chimory, yakult, atau biokult
tersebut?
3. Apa perbedaan tekstur dan rasa antara susu dan yoghurt?
4. Apakah fungsi bakteri tersebut dalam pembuatan yoghurt?
Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dan diskusi tentang pembuatan
yoghurt, apa saja yang dapat kamu simpulkan?
Proses fermentasi susu menjadi yoghurt melibatkan peranan bakteri
asam laktat, misalnya Lactobacillus casei, Streptococcus thermophillus,
Lactobacillus bulgaricus, dan Bifidobacteria. Dalam pembuatan
yoghurt, susu harus dididihkan terlebih dahulu pada suhu 85-90 oC
agar bakteri-bakteri lain mati dan protein dalam susu terdenaturasi (mengalami
kerusakan). Bakteri asam laktat mampu mengubah laktosa yang terkandung dalam
susu menjadi asam laktat.
Asam laktat inilah yang menyebabkan rasa masam pada yoghurt.
Akibat dihasilkannya asam laktat, pH menjadi turun. Turunnya pH juga
menyebabkan denaturasi protein dan
pelepasan kalsium serta fosfat dari protein kasein susu. Akibatnya, protein kasein menjadi tidak
stabil dan mengalami pengendapan. Proses tersebut yang menyebabkan yoghurt
memiliki tekstur yang kental.
Keju merupakan makanan yang dihasilkan dari proses koagulasi
atau pengentalan protein kasein susu. Selama
proses pembuatan, susu biasanya dibuat dalam kondisi asam dan
ditambahkan rennet.
Rennet merupakan kompleks enzim yang dihasilkan di
dalam perut hewan ruminansia (hewan
memamah biak) yang komponen penyusun utamanya adalah enzim renin atau enzim chymosin.
Enzim renin merupakan kelompok enzim protease yang mampu memutuskan ikatan
peptida dalam protein yang menghubungkan asam amino satu dengan yang lain.
Enzim inilah yang berperan penting dalam pemisahan dan pengentalan protein
kasein dalam susu, sehingga terbentuk bagian padat yang disebut dengan dadih (curd)
dan bagian yang cair disebut dengan air dadih (whey). Dadih inilah yang
akan diproses lebih lanjut melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga
terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan keju.
Selain menggunakan rennet, untuk menggumpalkan
protein kasein juga dapat menggunakan enzim protease yang dihasilkan oleh
tumbuhan, misalnya pada tumbuhan kaper (Capparis spinosa L.),
utrika (Urtica dioica L.), cinera (Carduus nutans L.), dan malva (Malva
sylvestris) serta enzim protease dari jamur Rhizomucor miehei.
d. Tempe
Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi
dan menjadi salah satu makanan favorit.
Pada dasarnya, teknik pembuatan tempe adalah dengan menggunakan
teknik fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus
oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses
pertumbuhannya, jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa.
Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan
membentuk struktur yang kompak seperti pada Gambar 7.7a.
Pada waktu pertumbuhannya, jamur juga akan menghasilkan suatu enzim protease yang dapat menguraikan kompleks protein yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita. Inilah alasan yang menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh kita daripada kedelai.
Berikut ini kandungan gizi kedelai dan tempe
e. KecapKecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang
terbuat dari kacang kedelai (Gambar 7.8). Secara tradisional proses pembuatan kecap
melibatkan proses hidrolisis dan fermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus
oryzae, Aspergillus sojae, dan Aspergillus wentii. Di Jepang,
proses fermentasi dalam pembuatan kecap juga melibatkan Saccharomyces
cerevisiae dan spesies Lactobacillus
untuk menghasilkan aroma khas.
Pada tahap awal pembuatan kecap, kedelai dicuci hingga bersih, kemudian direbus hingga matang. Selanjutnya, kedelai yang telah direbus ditaburi dengan kultur jamur (Gambar 7.9a). Kemudian, dicampur air garam dengan jumlah tertentu. Setelah beberapa waktu, jamur akan berkembang, menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis amilum menjadi gula sederhana dan menghidrolisis protein menjadi asam amino. Gula sederhana dan asam amino akan mengalami reaksi membentuk ikatan amino-glikosida sehingga menghasilkan warna cokelat gelap. Dari proses tersebut, akan terbentuk campuran butiran biji kedelai dan cairan kental berwarna cokelat gelap (Gambar 7.9b).
Selanjutnya, campuran ini disaring untuk memisahkan cairan dengan butiran biji kedelai. Cairan cokelat gelap tersebut selanjutnya dipanaskan untuk mematikan jamur maupun bakteri. Cairan inilah yang dinamakan kecap, yang biasanya dikemas dalam botol.
f. RotiRoti merupakan makanan yang terbuat dari bahan dasar utama
tepung terigu dan air. Roti sudah dikenal oleh masyarakat seluruh dunia. Selain
tepung terigu dan air, masih banyak komposisi yang ditambahkan ke dalam adonan roti. Perbedaan komposisi ini menyebabkan roti sangat beragam,
baik jenis, bentuk, ukuran, dan teksturnya.
Pembuatan roti dan donat memanfaatkan peristiwa fermentasi
yang dibantu oleh Saccharomyces cerevisiae. Fermentasi yang dilakukan
oleh Saccharomyces cerevisiae menghasilkan banyak gas karbon dioksida
dan sedikit alkohol. Gas karbon dioksida akan membuat adonan roti
mengembang, sedangkan alkohol akan menghasilkan aroma khas pada adonan roti.
Gas karbon dioksida yang terperangkap dalam adonan akan memuai saat adonan
dimasukkan ke oven, sehingga membuat roti semakin mengembang, dan meninggalkan rongga
dalam roti. Peristiwa ini yang membuat tekstur roti lebih menarik, lebih
ringan, dan lebih mudah untuk dikonsumsi.
No comments:
Post a Comment