Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Bagaimanakah caranya?
Kalor berpindah melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi,
dan radiasi. Berikut akan diuraikan ketiga cara perpindahan kalortersebut.
1. Konduksi
Saat kamu menyetrika, setrika yang panas bersentuhan dengan
kain yang kamu setrika. Kalor berpindah dari setrika ke kain. Perpindahan kalor
seperti ini disebut konduksi. Perhatikan mekanisme perpindahan kalor secara
konduksi pada Gambar 4.12.
Berbagai peralatan rumah tangga yang memanfaatkan sifat
konduktivitas bahan, terlihat pada Gambar 4.14.
Pada peralatan memasak, bagian yang bersentuhan dengan api menggunakan konduktor yang baik, sedangkan bagian pegangannya menggunakan isolator yang baik.
Panas kopi dapat bertahan cukup lama di gelas kaca karena
gelas kaca merupakan isolator yang baik. Dapatkah kamu memberikan ide bagaimana
agar panas kopi tersebut bertahan lebih lama lagi?
Saat udara dingin, kamu berselimut di dalamnya. Selimut terbuat dari serat wol atau kapas yang bersifat isolator. Mengapa udara yang terperangkap di dalam selimut dengan kamu di dalamnya membuat badanmu hangat?
2. Konveksi
Air merupakan konduktor yang buruk. Namun, ketika air bagian
bawah dipanaskan ternyata air bagian atas juga ikut panas. Berarti, ada cara
perpindahan panas yang lain pada air tersebut, yaitu konveksi.
Saat air bagian bawah mendapatkan kalor dari pemanas,
partikel air memuai sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik dan
digantikan dengan partikel air dingin dari bagian atas. Dengan cara ini, panas
dari air bagian bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian atas. Proses
ini disebut konveksi. Pola aliran air membentuk arus konveksi.
Daratan lebih cepat panas daripada lautan (kalor jenisnya
kecil), udara di atas daratan ikut panas dan bergerak naik, digantikan oleh
udara dari lautan. Dengan demikian,
terjadilah angin laut.
b. Malam Hari
Daratan lebih cepat mendingin daripada lautan, udara di atas
lautan lebih hangat dan bergerak naik, digantikan oleh udara dari daratan.
Dengan demikian, terjadilah angin darat.
Konveksi dimanfaatkan pada berbagai peralatan. Contohnya
adalah sebagai berikut.
3. Radiasi
Bayangkan saat kamu berjalan di tengah hari yang cerah. Kamu
merasakan panasnya matahari pada mukamu. Bagaimana kalor dari matahari dapat
sampai ke wajahmu? Bagaimana kalor dapat melalui jarak berjuta-juta kilometer
dan melewati ruang hampa? Dalam ruang hampa tidak ada materi yang memindahkan kalor
secara konduksi dan konveksi. Jadi, perpindahan kalor dari matahari sampai ke
bumi dengan cara lain. Cara tersebut dinamakan radiasi.
Setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi kalor, yang besarnya bergantung pada suhu benda dan warna benda. Perhatikan benda-benda yang diletakkan di ruangan bersuhu 30 C. Besar kalor yang dipancarkan atau diserap benda ditunjukkan oleh banyaknya anak panah.
Berdasarkan Gambar 4.26, kamu dapat menyimpulkan sebagai berikut.
Amati gambar berikut untuk menyimpulkan pengaruh warna
terhadap kalor yang dilepas atau diserap dari lingkungannya.
Berdasarkan Gambar 4.27, kamu dapat menyimpulkan sebagai
berikut.
Bagaimana termos dapat mencegah perpindahan kalor baik secara konduksi, konveksi, maupun radiasi?
Kesimpulan
Azas Black berbunyi banyaknya kalor yang dilepaskan benda
bersuhu lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang bersuhu
lebih rendah. Kalor dapat berpindah dengan cara konduksi, konveksi, dan radiasi.
1. Konduksi
adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel
zat.
2. Konveksi
adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel
zat tersebut.
3. Radiasi
adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.