PEMUAIAN ZAT PADAT
Apa yang terjadi pada benda jika suhunya berubah? Salah satu perubahan yang terjadi pada benda adalah ukuran benda itu berubah.
Jika suhu benda naik, secara umum ukuran benda bertambah.
Peristiwa ini disebut pemuaian
Zat padat dapat mengalami pemuaian. Gejala ini memang sulit
untuk diamati secara langsung, tetapi seringkali kamu dapat melihat
pengaruhnya. Misalnya, saat kamu menuangkan air panas ke dalam gelas, tiba-tiba
gelas itu retak. Retaknya gelas ini karena terjadinya pemuaian yang tidak
merata pada gelas itu. Kamu akan pelajari lebih dalam tentang pemuaian pada zat
padat.
Pada umumnya, benda
atau zat padat
akan memuai atau
mengembang jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Pemuaian dan
penyusutan itu terjadi pada semua bagian benda, yaitu panjang, lebar, dan tebal
benda tersebut.
Jika benda padat dipanaskan, suhunya akan naik. Pada suhu
yang tinggi, atom dan molekul penyusun logam tersebut akan bergetar lebih cepat
dari biasanya sehingga logam tersebut akan memuai ke segala arah.
Para perancang bangunan, jembatan, rel kereta api dan jalan raya harus
memperhatikan sifat pemuaian dan penyusutan bahan karena perubahan suhu.
Jembatan dan rel kereta api umumnya dibuat dari besi baja yang saling disambungkan satu dengan
lainnya.
Untuk itu, agar sambungan besi baja tidak melengkung karena
memuai akibat terik panas matahari atau menyusut di malam hari,
sambungan-sambungan besi baja tidak boleh dipasang saling rapat satu dengan
lainnya. Harus ada rongga yang cukup di antara sambungan-sambungan itu.
Bimetal dibuat berdasarkan sifat pemuaian zat padat. Bimetal antara lain dimanfaatkan pada termostat. Prinsip kerja termostat sebagai berikut. Jika udara di ruangan dingin, keping bimetal pada Gambar 7.15 akan menyusut, membengkok ke kiri, dan menyentuh logam biasa sehingga kedua ujungnya saling bersentuhan.
Sentuhan antara kedua ujung logam itu menjadikan rangkaian tertutup dan menyalakan pemanas sehingga ruangan menjadi hangat. Jika untuk mengontrol ruangan berpendingin, cara kerjanya serupa. Saat ruangan mulai panas, termostat bengkok dan menghubungkan rangkaian listrik sehingga pendingin kembali bekerja.
1. Pemuaian Panjang Zat Padat
Panjang logam mula-mula sama, untuk logam yang berbeda
ternyata pertambahan panjangnya benda karena pemuaiannya juga berbeda. Besaran
yang menentukan pemuaian panjang zat padat adalah koefisien muai panjang. Koefisien muai panjang suatu zat padat adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan
panjang tiap satu satuan panjang zat itu jika suhunya dinaikkan 1 oC,
Sebagai contoh, jika muai
panjang kaca 9 x 10-6 / oC berarti jika 1 meter kaca, suhunya bertambah 1 oC, maka panjangnya bertambah 0,000009 meter.
Tabel 4.1 menunjukkan koefisien muai
panjang beberapa bahan.
Contoh Soal Pemuaian Panjang
Panjang aluminium pada suhu 30 oC adalah 100 cm.
Koefisien muai panjang aluminium adalah 0,000026/ oC, hitung panjang
aluminium itu pada suhu 80 oC!
Diketahui
L0 =
100 cm
∆T = 50°C
α aluminium = 26 × 10-6 / °C
Soal Lt
=...?
Penyelesaian
Lt = L0 + ∆L
∆L = L0 x α aluminium x
∆T
Lt = 100 + (100 x 26 x 10-6 x 50)
Lt = 100 + (130 x 10-6)
Lt = 100 + (1,3 x 10-4)
Lt = 100,13 cm
Jadi panjang akhir aluminium tersebut adalah 100,13 cm
2. Pemuaian Luas Zat Padat
Jika suatu benda berbentuk lempengan dipanaskan, pemuaian
terjadi pada kedua arah sisi-sisinya. Pemuaian semacam ini disebut pemuaian
luas.
Pemasangan pelat-pelat logam selalu memperhatikan terjadinya
pemuaian luas. Pemuaian luas memiliki koefisien muai sebesar dua kali koefisien
muai panjang. Apabila koefisien muai panjang disimbolkan α , maka koefisien muai luas disimbolkan β.
Berdasarkan data dalam Tabel 7.1, maka lempengan aluminium
memiliki koefisien muai luas sebesar 0,000052/ oC. Hal ini
berdasarkan ketentuan bahwa koefisien muai luas adalah sebesar dua kali koefisien
muai panjang, dimana koefisen muai panjang aluminium 0,000026/ oC
dikalikan 2, sehingga menjadi 0,000052/ oC
Contoh Soal
Luas aluminium pada suhu 30 oC adalah 100 cm2.
Koefisien muai panjang aluminium adalah 0,000026/ oC, hitung luas
aluminium itu pada suhu 80 oC!
Diketahui
A0 =
100 cm2
∆T = 50°C
α aluminium = 26 × 10-6 / °C sehingga β
aluminium = 2 x 26 × 10-6 / °C = 52 x 10-6 / °C
Soal At
=...?
Penyelesaian
At = A0 + ∆A
∆A = A0 x β aluminium x ∆T
At = 100 + (100 x 52 x 10-6 x 50)
At = 100 + (260000 x 10-6)
At = 100 + 0,26 cm
At = 100,26 cm2
Jadi luas akhir aluminium tersebut adalah 100,26 cm2
3. Pemuaian Volume Zat Padat
Bagaimanakah pemuaian yang dialami oleh kelereng dan balok
besi jika kedua benda tersebut dipanaskan? Benda-benda yang berdimensi tiga
(memiliki panjang, lebar, dan tinggi) akan mengalami muai ruang jika
dipanaskan. Pemuaian ruang memiliki koefisien muai tiga kali koefisien muai
panjang. Apabila koefisien muai panjang disimbolkan α , koefisien muai luas disimbolkan β, maka
koefisien muai volume disimbolkan γ.
Balok aluminium jika dipanaskan akan memuai dengan koefisien
muai sebesar 0,000078/ oC. Hal ini berdasarkan ketentuan bahwa koefisien
muai luas adalah sebesar dua kali koefisien muai panjang, dimana koefisen muai
panjang aluminium 0,000026/ oC dikalikan 3, sehingga menjadi 0,000078/
oC
Contoh soal
Volume balok aluminium pada suhu 30 oC adalah 100
cm3. Koefisien muai panjang aluminium adalah 0,000026/ oC,
hitung volume aluminium itu pada suhu 80 oC!
Diketahui
V0 =
100 cm3
∆T = 50°C
α aluminium = 26 × 10-6 / °C sehingga γ
aluminium = 3 x 26 × 10-6 / °C = 78 x 10-6 / °C
Soal Vt
=...?
Penyelesaian
Vt = V0 + ∆V
∆V = V0 x γ aluminium x ∆T
Vt = 100 + (100 x 78 x 10-6 x 50)
Vt = 100 + (390000 x 10-6)
Vt = 100 + 0,39
Vt = 100,39 cm3
Jadi panjang volume akhir aluminium tersebut adalah 100,39 cm3
Pernahkah kamu menjumpai daun pintu tidak dapat ditutupkan
pada bingkai pintunya?
Kaca jendela tidak dapat masuk ke dalam bingkainya?
Hal itu terjadi karena pemasangan daun pintu dan kaca
jendela terlalu rapat dengan bingkainya sehingga ketika terjadi pemuaian atau
penyusutan tidak tersedia lagi rongga yang cukup.
Partikel-partikel zat padat selalu bergerak (bergetar).
Gerakan partikel makin cepat sehingga memerlukan ruangan antara partikel yang
lebih besar. Jarak antara partikel makin besar, zat padat itu memuai, bertambah
panjang, bertambah luas, dan akhirnya bertambah volumenya.
PERTANYAAN
1. Berdasarkan tabel koefisien muai bahan, mengapa alat laboratorium menggunakan kaca Pyrex?
2. Volume balok aluminium pada suhu 20 oC adalah 400 cm3. Koefisien muai panjang aluminium adalah 0,000026/ oC, hitung volume aluminium itu pada suhu 50 oC!
Sebelum materi pembelajaran ini diakhiri, jangan lupa untuk presensi terlebih dahulu di link berikut PRESENSI HARI INI
Nama : Fedora Putri Rahel Azalia
ReplyDeleteKelas : 7A
No : 12
Keterangan : hadir
Nama:Elyana Febry Dwi Astuti
ReplyDeleteNo absen 10
Kelas 7A
Keterangan : hadir
Nama=aloysius jordan prabowo
ReplyDeleteNo=03
Kelas=7A
Keterangan=Hadir
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama: Imanuel Fery aroma putra
ReplyDeleteNo: 14
Kelas: 7A
Keterangan: Hadir
Nama: Chico Rezky Adriansyah
ReplyDeleteNo:5
Kelas:7a
Keterangan:hadir
Nama:Vinolia Volin Sagita
ReplyDeleteNomor Absen:31
Kelas:7A
1.mengapa alat laboratorium menggunakan kaca pyrex?Kaca borosilikat, dahulu dinamakan Pyrex, sering digunakan karena sifatnya yang tahan dengan tegangan termal. ... Peralatan yang terbuat dari material lainnya juga digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya asam hidroflorida yang disimpan dalam polietilena karena asam ini dapat melarutkan kaca.
2.400 cm³.0,000026/°c.(50-20)°c=
400.0,000026.30=0,312 cm³
V²=400+0,312 cm³=400,312 cm²
32. Zahra Endru Kusuma 7A
ReplyDelete1. Karena kaca pyrex tahan panas dan ringan, sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex dibanding kaca biasa
2. ∆V=400cm³.0, 000026/°C(50-20) °C
= 400×0, 000026×30
=0, 312cm3
V2= 400+0, 312cm³
=400, 312cm³
Fedora Putri Rahel Azalia
ReplyDelete7A /12
1.Karena kaca pyrex tahan panas dan ringan
sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex di banding kaca biasa.
400 ( 0,000026 ) ( 50- 20 )
0,132 cm³
400+ 0,132 cm³
400, 312cm³
Regina Freya 28/7A
ReplyDelete1.Karena kaca pyrex tahan panas dan ringan, sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex dibanding kaca biasa
2. ∆V=400cm³.0, 000026/°C(50-20) °C
= 400×0, 000026×30
=0, 312cm3
V2= 400+0, 312cm³
=400, 312cm³
Maria Dwi Maharani Prasetyaningsih
ReplyDelete18/7a
1.karena kaca pyrex tahan panas dan ringan
sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex di banding kaca biasa
2. ∆V=400cm³.0, 000026/°C(50-20) °C
= 400×0, 000026×30
=0, 312cm3
V2= 400+0, 312cm³
=400, 312cm³
Gavra Helma Arethusa 13/7A
ReplyDelete1. Berdasarkan tabel koefisien muai bahan, mengapa alat laboratorium menggunakan kaca Pyrex?
Jawab
=Karena kaca pyrex tahan panas dan ringan
sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex di banding kaca biasa
2. Volume balok aluminium pada suhu 20 oC adalah 400 cm3. Koefisien muai panjang aluminium adalah 0,000026/ oC, hitung volume aluminium itu pada suhu 50 oC!
Jawab
=V=400cm³.0,000026/°C(50-20)°C
= 400×0,000026×30
=0,312cm3
V2=400+0,312cm³
=400,312cm³
Nathania adesty Kirana
ReplyDelete7a
22k
1.kaca pyrex tahan panas dan ringan
sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex di banding kaca biasa.
2.2. ∆V=400cm³.0, 000026/°C(50-20) °C
= 400×0, 000026×30
=0, 312cm3
V2= 400+0, 312cm³
=400, 312cm³
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteChristian Jovan Putra Aryanto 06/7A
ReplyDeleteJawaban:
1.karena kaca pyrex tahan panas dan ringan
sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex di banding kaca biasa
2.∆V=400cm³.0, 000026/°C(50-20) °C
= 400×0, 000026×30
=0, 312cm3
V2= 400+0, 312cm³
=400, 312cm³
Nama : Egadya Maheswari Purnama
ReplyDeleteKelas : 7A
Absen: 09
1.Karena kaca pyrex tahan panas dan ringan
sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex di banding kaca biasa, koefisien muai panjang kaca pyrex lebih kecil sehingga tidak mudah pecah dan tidak mudah memuai dibanding kacabiasa
2. ∆V=400cm³.0, 000026/°C(50-20) °C
= 400×0, 000026×30
=0, 312cm3
V2= 400+0, 312cm³
=400, 312cm³
Radya prihantika s 25/7A
ReplyDelete1. Karena kaca pyrex tahan panas dan ringan.
2. 2.∆V=400cm³.0,000026/°c (50-20)°c
=400×0, 000026×30
=0, 312cm3
= V2 400+0,312cm³
400,312cm³
23. Nur Cahya S.W 7A
ReplyDelete1. Koefisien muai panjang kaca pyrex lebih kecil sehingga tidak mudah pecah dan tidak mudah memuai dibanding kaca biasa, sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex di banding kaca biasa
2. ∆V = Vo.y.∆T
= 400 cm³.0,000026/°C.(50-20)°C
= 400.0,000026.30
= 0,312 cm³
V2 = 400+0, 312 cm³
= 400,312 cm³
mutiara kirani Irawan 20/7A
ReplyDelete1. Karena kaca pyrex tahan panas dan ringan, sehingga lebih nyaman menggunakan kaca pyrex dibanding kaca biasa
2. ∆V=400cm³.0, 000026/°C(50-20) °C
= 400×0, 000026×30
=0, 312cm3
V2= 400+0, 312cm³
=400, 312cm³